Jika ditanya mengenai apa yang membuat bisnis tetap berjalan dan terus berkembang jawabannya sangat mudah, profit. Tapi dari mana profit berasal? Tentu saja dari penjualan produk yang ditawarkan ke pelanggan. Kemudian, bagaimana penjualan produk yang dilakukan bisa mengalami profit? Maka jawabannya adalah manajemen inventaris yang baik dan hal ini penting dimiliki oleh setiap bisnis termasuk bisnis UKM.
Sebelum kita mencari tahu mengapa manajemen inventaris yang baik itu penting, mari kita mencari tahu apa itu inventaris.
Pengertian Inventaris
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara umum inventaris adalah daftar yang memuat semua barang miliki kantor yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Dalam konteks bisnis UKM, inventaris adalah aset yang dimiliki berupa produk baik barang jadi atau barang mentah yang kemudian diolah dan dijual kepada pelanggan untuk mendapatkan profit.
Sebagai pemilik bisnis, inventaris adalah salah satu pendorong bisnis untuk menghasilkan pendapatan dan profit atau laba. Pendapatan adalah uang yang dihasilkan ketika Anda menjual inventaris. Sedangkan profit adalah keuntungan atau laba yang didapat setelah menguranginya dengan pengeluaran. Kunci dalam mendapatkan keuntungan yang maksimal sendiri adalah mengetahui harga modal produk secara akurat. Ketika sudah mengetahui harga jmodal, pemilik usaha dapat menentukan harga untuk dijual kepada para pelanggan. Dari harga jual tersebutlah pemilik usaha bisa mendapatkan profit bisnisnya.
Mengelola Inventaris Secara Efisien
Mengelola inventaris secara efisien akan mengoptimalkan bisnis Anda menjadi lebih menguntungkan. Hal ini bisa dimulai dengan menghitung harga modal atau cost of good sold (COGS) barang dan menentukan harga jual sehingga Anda bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Setelahnya, mengelola inventaris barang adalah hal penting yang dilakukan oleh Anda.
Jika Anda memesan terlalu banyak barang, Anda harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk karyawan dalam menyusun dan mengelolanya. Anda juga beresiko membuang barang sia-sia ketika sudah kadaluarsa atau lapuk. Memiliki inventaris sedikit tidak hanya beresiko kehilangan profit karena stok yang cepat habis dan hal ini akan memberikan pelayanan yang buruk kepada pelanggan.
Evolusi Pengelolaan Inventaris
Ada banyak cara berbeda untuk mengelola inventaris barang, yang pertama dan sudah banyak ditinggalkan adalah dengan menggunakan pencatatan manual dengan kertas dan pena. Cara ini sudah banyak ditinggalkan karena membutuhkan banyak waktu dan tidak efisien.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan spreadsheet atau software Excel untuk mencatat keluar masuknya barang. Perhitungan inventaris pun bisa dengan otomatis dilakukan dengan menggunakan rumus yang sudah disediakan. Anda juga bisa menyimpan dan membuka kembali file yang ada untuk melakukan perbandingan atau analisa stok barang.
Cara ini cukup efektif akan tetapi membutuhkan pemantauan secara berkala untuk memastikan seluruh transaksi tercatat dengan benar. Tidak hanya itu, kesalahan akibat human error pun cukup banyak terjadi sehingga mengakibatkan pencatatan yang kurang akurat dan sulit di lacak. Meski begitu, cara ini masih cukup banyak digunakan oleh pelaku bisnis UKM.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga telah merambah ke industri ekonomi kreatif dimana banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan teknologi untuk membantu menjalankan bisnisnya. Yang terbaru, pengelolaan inventaris kini bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan program inventaris barang seperti Jurnal by Mekari.
Dengan program inventaris barang ini akan memudahkan Anda memantau keluar masuknya bahan hingga memprediksi bahan yang akan habis sehingga Anda dapat melakukan perencanaan inventaris lebih baik untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Sebelumnya memakai fitur Ingredient Inventory, Merchant A yang memiliki Coffee Shop hanya bisa mengira-ngira harga modal yang dikeluarkan untuk secangkir kopi di salah satu menunya. Padahal kopi tersebut sebenarnya terdiri dari berbagai macam bahan seperti kopi, gula, susu bahkan gelasnya. Hal ini tentu saja akan merugikannya karena harga jual yang ditetapkan belum optimal.
Setelah menggunakan fitur Ingredient Inventory, pemilik Coffee Shop bisa secara secara akurat menentukan harga jual sehingga profit yang di dapat lebih maksimal. Ini karena fitur Ingredient Inventory seperti Jurnal dapat menghitung biaya atau harga modal dari secangkir kopi itu sendiri dengan hanya membuat resep dan memasukkan bahan dan jumlah yang dibutuhkan. Sistem secara otomatis akan menghitung biaya modalnya sehingga Anda lebih mudah menetapkan harga jual dan fokus dalam mengembangkan bisnis Anda.
Tertarik mengadopsi teknologi program inventaris barang dari Jurnal untuk mengelola bisnis terutama inventaris Anda? Download melalui link https://www.jurnal.id/ dan dapatkan gratis akses selama 14 hari. Tunggu apalagi, segera berlangganan Jurnal dan fitur Ingredient Inventory agar inventaris Anda lebih akurat dan mendatangkan keuntungan yang banyak untuk bisnis Anda.